Negara kaya yang miskin

Sewaktu aku masih duduk di bangku SD, aku sering nyanyi lagu2 Nasional..seperti Indonesia Pusaka,Rayuan Pulau Kelapa dan banyak banget lagu2 yang lain yang bisa bikin aku bangga.Seperti Kolam Susu-nya Koes Plus aku juga suka banget…..maklum dari kecil aku memang suka nyanyi..

Semua berkisah tentang keadaan Negeri kita yang indah , aman tenteram , subur makmur dan kaya raya…meski saat itu aku gak begitu peduli akan kebenaran kalimat yang ada dalam lagu2 itu..hafal liriknya aja bagiku udah cukup.Maklum saat itu aku masih belum bisa mengartikan kalimat2 itutahuku cuman nyanyi,hatiku udah gembira..

2 DEKADE udah berlalu………

aku mulai merasakan gimana susahnya sekolah dan cari makan..Apalagi sejak SMP aku udah terbiasa kerja ( cari uang saku ) sendiri..karena nyokapku jarang banget ngasih uang jajan..

Kini , hatiku makin sewdih bila melihat di setiap sudut,setiap traffic light , selalu ada saudara kita yang nasibnya kurang beruntung..dan mengapa jumlahnya selalu bertambah..Lalu ada pertanyaan muncul..

apakah pemerintah mengingkari janjinya yang telah bersedia untyuk mengurus mereka ( anak jalanan , pengemis )???…apakah negara kita yang dulu kaya raya sekarang udah jatuh miskin..????.apakah harta kita udah habis..???Siapa yang memakannya ..?? mengapa pula utang kita semakin bertambah…..

Lalu banyak pula alasan muncul…

Karena penghasilan negara kita yang kecil tak sebanding dengan biaya operasional dan biaya pemerataan pembangunan yang sangat besar karena wilayah kita memang luas…penduduk kita banyak yang lebih dari separo berpredikat “MISKIN”

Lalu kenapa di tengah2 negara yang kaya raya tapi sebagian besar penduduknya miskin..??kesejahteraan gak merata..??apakah uang kita habis karena dikorupsi oleh pengelola bangsa ini..??Gak juga ya…lha wong pajak kita selalu ngalir koq…

Ke mana Kolam Susu…ke mana Pulau Kelapa..??

Yang kulihat sekarang banyak Kolam Sampah..Pulau Gundul yang udah mencetak banyak tersangka dan belum sempat dipenjara karena mungkin masih bernego dengan aparat hukum agar bisa mendapatkan keringanan hukuman atau bisa2 malah bebas gak dihukum sama sekali..asalkan bisa bikin perut mereka ( aparat ) gendut

Yang diinginkan kalangan bawah sekarang adalah..

STOP KORUPSI..orang kecil jangan dipermainkan atau dijadikan korban demi memenuhi ambisi para pejabat pusat..yang kerjanya hanya rapat..rapat.. dan rapat namun tak pernah ada kata sepakat yang berpihak pada rakyat..Birokrasi jangan dipersulit..sekolah murah , lapangan kerja tersedia…

mari kita merenung sejenak demi kemajuan bangsa ini…

Mau kaya,harus pinter atau mau pinter,harus kaya??

Setiap manusia terlahir dalam kondisi yang berbeda-beda.Ada yang terlahir di tengah-tengah keluarga ningrat(bangsawan) yang baru lahir aja udah banyak orang yang menghormatidan pasti setelah besar/dewasa kelak disiapkan oleh orang tuanya jadi orang yang terhormat pula.Namun kenyataannya gak sedikit anak-anak bangsawan kelakuannya gak patut ditiru apalagi dihormati.Memang mirip bangsawan=sebangsa hewan he he.Meski itu gak mutlak ,tapi tanpa menyebut nama mereka ,kita semua udah tahu banyak anak-anak bangsawan yang kelakuannya bejat. Apakah karena mereka mentang -mentang ada yang diandalkan???

Kondisi seperti ini sangat bertolak belakang dengan mereka yang kebetulan terlahir dalam kondisi yang serba kekurangan. Meski orang tua mereka juga menginginkan anak2nya jadi orang terhormat pula.Sudah jelas orang yang terhormat harus berilmu baik ilmu bermasyarakat,ilmu keduniawian ataupun ilmu agama yang mengikat hubungan manusia dengan Tuhannya.

Yang terjadi sekarang , orang-orang yang berada dalam kemiskinan juga ingin jadi orang pinter punya cita2 tinggi pula. Tapi, jangankan untuk sekolah ataupun kuliah untuk makan saja susah. Mereka gak diam,mereka juga berusaha tapi memang keadaan gak bisa dipaksa.semua gak berubah.Mereka tetap miskin akhirnya juga jadi orang ” BODOH ” karena gak bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.Lalu timbul satu pertanyaan

” KALAU MAU PINTER,APAKAH HARUS KAYA???”

kalau boleh saya jawab,saya akan jawab ” YA ” buktinya biaya pendidikan sekarang mahal gak sebanding dengan mutu pendidikan itu sendiri.banyak kawan2 kita yang pinter dan berpotensi tapi ternyata mereka gak bisa kuliah dan hak mereka direbut oleh anak2 pejabat yang sepertinya udah dapet jatah untuk bisa masuk sekolah ataupun Perguruan Tinggi favorit.Sepertinya gak adil kita hidup di Republik ini kenyataanya masih seperti dikuasai Dinasti Kerajaan.

” Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan kehidupan yang layak” ternyata cuma omong kosong. Yang diributkan sekarang adalah cuma kuota masuk PTN atau kurikulum padahal sasaran sebenarnya adalah bukan itu.Bagaimana pendidikan layak itu bisa dinikmati oleh seluruh lapisan warga negara dari Sabang sampai Merauke.Orang2 tua yang nekat membayar berapapun agar anaknya bisa masuk sekolah atau PT yang mentereng.akibatnya terjadi kesenjangan dan ketidak adilan. Jadi, intinya pendidikan layak hanya berlaku bagi orang2 yang berduit.Meski banyak kawan2 kita yang kurang beruntung tetap berusaha agar bisa sekolah/kuliah tanpa harus mengemis dari orang2 kaya.Mereka bekerja dan membagi waktu yang sehari adalah 24 jam, 8 jam untuk bekerja, 8 jam untuk belajar , 8 jam untuk tidur.Kadang mereka merasa iri bila melihat orang kaya yang lebih santai,yang belahjarnya amburadul tapi mereka lulus juga . Apakah karena uang?? Mungkin juga….Budaya suap manyuap adalah budaya kita , kita gak bisa munafik.Otomatis hanya orang2 kaya yang bisa menyuap.Jadi memang betul…

           ” MAU PINTER , HARUS KAYA ? ? ”

Sangat relevan di masyarakat kita…….